Disusun oleh: Made Suratni Unit Kebidanan dan Perinatologi Apakah yang dimaksud tanda bahaya kehamilan?Tanda bahaya dalam kehamilan merupakan gejala yang menunjukkan ibu atau bayi yang dikandungnya berada dalam kondisi bahaya. Gejala atau gangguan tersebut dapat terjadi secara mendadak, tanpa menunjukan adanya gejala sebelumnya. Macam-macam tanda bahaya kehamilan1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala yang hebat 3. Masalah penglihatan 4. Bengkak pada daerah muka dan tangan Hampir setengah dari wanita hamil akan mengalami bengkak tungkai bawah pada usia kehamilan 6 bulan ke atas. Keadaan bengkak ini dapat dikatakan normal, dan dapat hilang dengan sendirinya setelah beristirahat dengan meninggikan kaki. Akan tetapi, bengkak dapat menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain dan bertahan lebih dari 24 jam. Bila dibiarkan, keadaan ini dapat membahayakan ibu dan janin. 5. Nyeri perut yang hebat 6. Gerakan bayi tidak seperti biasanya
Tanda - tanda bahaya lainnyaA. Hiperemesis Gravidarum Kondisi ini terjadi jika ibu hamil mengalami kondisi muntah yang berlebihan dalam kehamilan 1-4 bulan. Muntah dapat terjadi tidak hanya pada pagi hari ataupun setiap makan atau minum. Jika dirasa kondisi muntah berlebih tersebut sudah sampai dalam tahap mengganggu kualitas hidup, sebaiknya segera periksakan kondisi ke fasilitas kesehatan terdekat. B. Preeklamsi dan Eklamsi
C. Ketuban Pecah Dini Ketuban pecah dini dapat diketahui dengan adanya hal-hal sebagai berikut:
D. Mola Hidatidosa
E. Kehamilan Ektopik
"Selamatkan Ibu dan Janin Dengan Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan"Referensi
Salmah, et al. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal . Jakarta : EGC. Mansjoer, arief. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media acsculaplus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Farrer, Hellen. (2001). Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP Tiran, Denise. (2007). Mengatasi Mual-Mual dan Gangguan Lain Selama Kehamilan. Jakarta : Diglosia Musbikin, Imam. (2005). Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan. Yogyakarta : Mitra Pustaka Disusun oleh: I Gusti Ayu Sulastri Bagian Rawat Jalan RSU Bhakti Rahayu Gigi dan gusi merupakan bagian tubuh yang memiliki peranan yang penting dalam organ tubuh kita, karena konsumsi makanan melalui mulut diproses dengan cara mengunyah, dan gigi merupakan bagian tubuh pertama kali yang berfungsi untuk menghancurkan makanan sebelum masuk ke proses pencernaan. Di seluruh bagian tubuh manusia, umumnya terdapat banyak bakteri yang sebagian besar tidak berbahaya, begitu pula di dalam mulut. Keadaan mulut dan gigi yang sehat dengan sendirinya efektif dalam mencegah bakteri berkembang secara berlebihan dengan adanya pertahanan alami tubuh yang stabil. Keadaan mulut dan gigi yang tidak terawat memberikan bakteri di dalam mulut keleluasaan untuk berkembang biak sehingga memungkinkan terjadinya penyakit gusi dan kerusakan gigi. Selain itu, mengonsumsi obat-obatan antihistamin, pereda nyeri, dan dekongestan turut berkontribusi kepada berkurangnya produksi air liur. Padahal air liur berguna dalam mendukung pencegahan masuknya kuman yang berisiko menyebabkan penyakit. Air liur bertugas menyapu sisa-sisa makanan di dalam mulut dan menetralisasi zat asam yang diproduksi oleh bakteri. Sebagai akibatnya, mulut justru menjadi pintu gerbang masuknya berbagai kuman penyakit. Apakah Gigimu bebas dari karies gigi (gigi berlubang) ? Karies gigi (gigi berlubang) adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang di tandai dengan rusaknya jaringan permukaan gigi (email) yang dapat meluas ke daerah pulpa. Penyebab timbulnya karies gigi adalah adanya kuman atau bakteri di dalam rongga mulut yang terbentuk oleh sisa makanan yang sudah berubah menjadi asam dan membentuk plak gigi yang tidak di bersihkan. Akibat yang ditimbulkan oleh karies gigi adalah rasa sakit, bau mulut dan pembengkakan pada daerah gusi. Cara mencegah timbulnya karies gigi dapat dilakukan dengan menggosok gigi yang benar dan waktu yang tepat, kumur-kumur setelah makan, dan menggunakan dental floss (benang gigi) untuk menghilangkan sisa- sisa makanan pada sela-sela gigi. Jika gigimu sehat, bagaimana dengan Gusimu ? Gusi/Gingiva merupakan bagian dari rongga mulut berwarna merah muda yang mengelilingi leher gigi. Penyakit yang sering terjadi pada gusi yaitu Radang gusi atau dalam istilah kedokteran gigi disebut dengan Gingivitis. Gingivitis disebabkan karena adanya penumpukan karang gigi yang tidak di bersihkan. Gejala gingivitis ditandai adanya perubahan warna gusi menjadi merah, bau mulut, gusi bengkak, dan pada saat menggosok gigi akan terjadi pendarahan kecil pada gusi. Peradangan pada gusi jika tidak ditangani akan mengakibatkan peradangan pada jaringan periodontal/ jaringan penyangga gigi yang disebut dengan Periodontitis, peradangan pada jaringan periodontal (Periodontitis) ini dapat membuat gigi goyah dengan resiko gigi terlepas dengan sendirinya. Cara mencegah Radang Gusi (Gingivitis) adalah menghilangkan sumber penyebabnya yaitu karang gigi dengan melakukan pembersihan karang gigi (scaling), dan rajin menggosok gigi 2 kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Kebiasaan yang Harus Dilakukan untuk Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Selain menggosok gigi, berkumur dengan obat kumur, dan membersihkan gigi menggunakan benang gigi, masih ada tindakan-tindakan pencegahan penting lainnya yang harus diperhatikan. 1. Periksakan diri ke dokter gigi secara teratur Periksakan gigi Anda ke dokter gigi selama enam bulan sekali. Meskipun Anda tidak memiliki keluhan terhadap mulut dan gigi, banyak keuntungan yang didapat jika rutin memeriksakan diri. Apabila ada kelainan pada gusi, kerusakan gigi, atau penyakit yang lebih serius, dokter dapat mendeteksinya lebih awal. Selain lebih mudah untuk diobati, biasanya biaya pengobatan untuk penyakit yang masih dalam tahap awal akan lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pengobatan yang telah mencapai kondisi berat. 2. Selalu menggunakan sikat gigi yang tepat Pemilihan sikat gigi yang tepat juga memberi dampak kepada kesehatan gigi. Batasi penggunaan sikat gigi Anda, paling lama adalah tiga bulan. Meski begitu, satu hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi bulu pada sikat gigi. Jika bulu-bulunya sudah mekar, bahkan rontok, jangan gunakan lagi meski belum tiga bulan. Anda disarankan memilih sikat gigi dengan bulu yang lembut agar tidak melukai gusi. Cara menyikat giginya pun harus diperhatikan. Pegang sikat gigi dengan sudut 45 derajat mengarah ke gusi. Sikatlah gigi dengan gerakan pendek-pendek, tidak terlalu keras, dan lakukan dengan gerakan melingkar. Tidak perlu terlalu berlebihan saat menyikat gigi, cukup lakukan 10-15 kali sikatan per gigi. Jika berlebihan, kemungkinan dapat menyebabkan gusi terkikis dan terjadi kerusakan gigi. 3. Waspadai makanan yang mengandung gula 4. Berhenti merokok Salah satu benda yang turut berkontribusi dalam pembentukan plak pada gigi adalah rokok. Merokok membuat mulut menjadi ruang berkembang biak yang sangat baik untuk bakteri. Dua zat di dalam rokok, yaitu nikotin dan tar, berpotensi menggerogoti gusi serta membuat gigi menjadi kuning dan kehitaman. Kerugian lainnya jika Anda merokok adalah risiko menurunkan kualitas tulang yang mendukung gigi, sehingga Anda terancam kehilangan gigi. Selama Anda masih menjadi perokok, jangan kaget bahwa sebenarnya kanker mulut terus mengintai Anda. Risiko mengalami kanker mulut meningkat oleh bahan kimia pada tembakau. Lebih baik Anda segera menghentikan kebiasaan merokok demi kesehatan gigi Anda sendiri di masa depan. Berlatih menggunakan benang gigi Sebenarnya, menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak sulit. Anda dapat melakukannya di rumah dan dilakukan secara rutin. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi selain menyikat gigi adalah dengan menggunakan benang gigi. Anda dianjurkan untuk rutin menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membantu menghilangkan plak dan mempertahankan kesehatan gigi. Seperti sikat gigi, penggunaan benang gigi pun harus dilakukan dengan cara yang benar. Caranya adalah lilitkan satu ujung benang di jari tengah tangan kanan dan lilitkan juga ujung satunya di jari tengah tangan kiri. Jepit kedua ujung benang dengan jari telunjuk dan ibu jari. Biarkan benang tetap tegang dan mulailah membersihkan gigi Anda satu per satu. Referensi
Disusun Oleh: Tim Unit Bedah Sentral RSU Bhakti Rahayu Denpasar PengantarInfeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter& Perry, 2005). Infeksi pasca operasi adalah infeksi dari luka yang didapat setelah operasi. Dapat terjadi diantara 30 hari setelah operasi, biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah operasi. Infeksi luka operasi ini dapat terjadi pada luka yang tertutup maupun pada luka yang terbuka. Infeksi dapat terjadi pada jaringan superfisial (yang dekat dengan kulit) ataupun pada jaringan yang lebih dalam. Pada kasus yang serius, infeksi pasca operasi dapat mengenai organ tubuh (Tjahyono Sigit A, 2009). Kriteria untuk mendefinisikan infeksi luka operasi, yaitu: 1. Infeksi Superfisial, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dan infeksi hanya mengenai pada kulit atau jaringan subkutan pada daerah bekas insisi. 2. Infeksi Dalam, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana tidak menggunakan alat-alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika menggunakan alat-alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan infeksi yang terjadi berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai jaringan lunak yang dalam dari bekas insisi. 3. Organ atau ruang, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana tidak menggunakan alat yang ditanam pada daerah dalam, dan jika menggunakan alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan infeksi mengenai salah satu dari bagian organ tubuh, selain pada daerah insisi tetapi juga selama operasi berlangsung karena manipulasi yang terjadi. Infeksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri gram negatif (E.coli), gram positif (Enterococcus) dan terkadang bakteri anaerob yang dapat berasal dari kulit, lingkungan, dari alat-alat untuk menutup luka dan operasi. Bakteri yang paling banyak adalah Staphylococcus(santoso, 2009).Faktor-faktor yang menyebabkan infeksi (Saifuddin, 2005) adalah sebagai berikut :
Tanda dan Gejala InfeksiPasien pasca operasi sangat rentan terhadap infeksi, baik dari virus, bakteri maupun jamur. Namun terkadang kita tidak menyadari kapan infeksi mulai terjadi pada luka sehingga setelah infeksi sudah sangat parah kita baru tahu karena menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini adalah gejala dan tanda dari infeksi pasca operasi:
Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Pasca Operasi
Cara Pencegahan Infeksi Pasca Operasi di Rumah Sakit
Cara Pencegahan Infeksi Pasca Operasi di Rumah
Panduan Cuci Tangan dari WHO Cara Mudah Mencegah Infeksi Referensi
Demam pada anak seringkali membuat para orang tua khawatir. Umumnya, kekhawatiran tersebut muncul dikarenakan masih banyak orang tua yang masih belum paham betul mengenai demam. Oleh karena itu, tim RSU Bhakti Rahayu Denpasar telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh orang tua kepada dokter, terkait dengan demam pada anak. Mari kita simak tanya jawab dibawah ini. Apa itu demam?
Demam adalah kondisi suhu tubuh 37,5°C atau lebih. Demam biasanya merupakan respon umum dalam pertahanan tubuh terhadap adanya infeksi. Demam dapat dinilai dengan cara melakukan perabaan pada kulit tubuh anak (biasanya pada ketiak dan leher) kemudian dilakukan pengukuran untuk mengukur suhu tubuh menggunakan termometer. Apa penyebab demam? Penyebab demam pada anak paling sering adalah adanya infeksi. Infeksi seperti batuk pilek, diare, infeksi telinga, dan gangguan buang air besar merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan demam. Tidak ada penelitian spesifik yang dapat membuktikan anggapan bahwa tumbuh gigi merupakan penyebab demam. Membedong bayi yang berumur kurang dari tiga bulan dengan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dapat meningkatkan suhu tubuh bayi. Beberapa kasus demam juga bisa disebabkan oleh adanya reaksi terhadap imunisasi. Hal ini disebut dengan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi). Apakah demam harus diobati? Terdapat pro dan kontra dalam mengobati demam. Demam dapat berperan dalam melawan infeksi, namun juga dapat membuat anak tidak nyaman. Tingginya demam anak tidak selalu dapat dijadikan acuan dalam menentukan apakah anak perlu diterapi atau tidak. Namun, perlu diperhatikan bagaimana kondisi umum dan perilaku anak. Demam dapat diikuti oleh gejala lain, seperti batuk atau pilek. Pada banyak kasus, anak dengan demam dapat diobservasi di rumah. Namun orang tua harus mengetahui kapan anak dengan demam harus dievaluasi oleh dokter (datang ke klinik), kapan demam harus diobati (datang ke UGD), dan kapan anak dapat hanya diobservasi di rumah tanpa terapi. Bagaimana penanganan demam di rumah? 1. Memberikan anak minum secara regular dan cukup. 2. Saat terjadi demam, terdapat peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga anak kehilangan cairan tubuh. Pada bayi yang masih menyusu, berikan ASI secukupnya selama bayi mau menyusu. 3. Dukung istirahat cukup. 4. Demam menyebabkan anak merasa lelah dan lemas, pada kondisi ini orang tua sebaiknya mendukung anak untuk istirahat dan tidur sebanyak yang ia mau. 5. Melakukan kompres dan memandikan anak. 6. Kompres yang disarankan pada anak demam adalah kompres menggunakan air hangat karena air hangat menggantikan panas tubuh lebih cepat dan lebih stabil. Kompres dilakukan di ketiak, leher dan lipatan paha anak. 7. Jangan mengompres anak menggunakan alkohol karena alkohol dapat mengakibatkan iritasi ada kulit anak. 8. Memberi obat penurun panas. 9. Obat penurun panas untuk anak dijual secara bebas dengan berbagai merk. Golongan obat penurun panas yang paling baik dan paling disarankan adalah golongan acetaminophen yaitu yang peling sering digunakan adalah Paracetamol. Perlu diperhatikan, bahwa dosis paracetamol yang diberikan harus sesuai dengan berat badan anak bukan usia anak. Apabila orang tua ragu-ragu dalam pemberian dosis, harap segera menghubungi fasilitas kesehatan/ dokter keluarga. Kapan anak demam harus diperiksakan ke pelayanan kesehatan tingkat 1 (puskesmas/ klinik) ? Sebaiknya segera bawa anak Anda ke fasilitas kesehatan tingkat pertama jika demam disertai gejala di bawah ini: 1. Mengalami diare 2-3 hari yang makin memburuk. 2. Mengalami muntah-muntah yang berlangsung lebih dari sehari. 3. Terlihat mengalami dehidrasi (hal ini dapat dilihat dari frekuensi dan jumlah urin yang berkurang). 4. Memiliki gejala spesifik lain diantaranya sariawan dan nyeri telinga. 5. Mengeluh nyeri saat buang air kecil. Kapan anak demam harus segera dibawa ke IGD? Segera bawa anak Anda ke IGD terdekat jika demam disertai salah satu gejala di bawah ini: 1. Tidak merespon, terlihat kesulitan bangun, atau terlihat mengantuk terus. 2. Mengalami kesulitan bernapas. 3. Mengalami kebiruan pada bibir, lidah maupun kuku. 4. Kaku pada leher. 5. Mengalami sakit kepala berat. 6. Mengalami sakit perut yang keras. 7. Mengalami bintik merah maupun ungu pada kulit. 8. Menolak minum apapun. 9. Tidak berhenti menangis. Referensi: Ward, M.A. 2017. Patient Education: Fever in Children (Beyond The Basics). Wolters Kluwers. Dapat diakses melalui link https://www.uptodate.com/contents/fever-in- children-beyond- the-basics?view=print |
Artikel KesehatanArtikel Kesehatan yang diupdate secara berkala sebaga sarana edukasi promosi kesehatan bagi masyarakat, Archives
December 2022
Kategori |
AKSES CEPAT |
Kolom pencarian
|
Butuh BANTUAN?
Hubungi Customer Service Kami
StarCo © COPYRIGHT 2017. ALL RIGHTS RESERVED.
|