Demam pada anak seringkali membuat para orang tua khawatir. Umumnya, kekhawatiran tersebut muncul dikarenakan masih banyak orang tua yang masih belum paham betul mengenai demam. Oleh karena itu, tim RSU Bhakti Rahayu Denpasar telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh orang tua kepada dokter, terkait dengan demam pada anak. Mari kita simak tanya jawab dibawah ini. Apa itu demam?
Demam adalah kondisi suhu tubuh 37,5°C atau lebih. Demam biasanya merupakan respon umum dalam pertahanan tubuh terhadap adanya infeksi. Demam dapat dinilai dengan cara melakukan perabaan pada kulit tubuh anak (biasanya pada ketiak dan leher) kemudian dilakukan pengukuran untuk mengukur suhu tubuh menggunakan termometer. Apa penyebab demam? Penyebab demam pada anak paling sering adalah adanya infeksi. Infeksi seperti batuk pilek, diare, infeksi telinga, dan gangguan buang air besar merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan demam. Tidak ada penelitian spesifik yang dapat membuktikan anggapan bahwa tumbuh gigi merupakan penyebab demam. Membedong bayi yang berumur kurang dari tiga bulan dengan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dapat meningkatkan suhu tubuh bayi. Beberapa kasus demam juga bisa disebabkan oleh adanya reaksi terhadap imunisasi. Hal ini disebut dengan KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi). Apakah demam harus diobati? Terdapat pro dan kontra dalam mengobati demam. Demam dapat berperan dalam melawan infeksi, namun juga dapat membuat anak tidak nyaman. Tingginya demam anak tidak selalu dapat dijadikan acuan dalam menentukan apakah anak perlu diterapi atau tidak. Namun, perlu diperhatikan bagaimana kondisi umum dan perilaku anak. Demam dapat diikuti oleh gejala lain, seperti batuk atau pilek. Pada banyak kasus, anak dengan demam dapat diobservasi di rumah. Namun orang tua harus mengetahui kapan anak dengan demam harus dievaluasi oleh dokter (datang ke klinik), kapan demam harus diobati (datang ke UGD), dan kapan anak dapat hanya diobservasi di rumah tanpa terapi. Bagaimana penanganan demam di rumah? 1. Memberikan anak minum secara regular dan cukup. 2. Saat terjadi demam, terdapat peningkatan penguapan cairan tubuh sehingga anak kehilangan cairan tubuh. Pada bayi yang masih menyusu, berikan ASI secukupnya selama bayi mau menyusu. 3. Dukung istirahat cukup. 4. Demam menyebabkan anak merasa lelah dan lemas, pada kondisi ini orang tua sebaiknya mendukung anak untuk istirahat dan tidur sebanyak yang ia mau. 5. Melakukan kompres dan memandikan anak. 6. Kompres yang disarankan pada anak demam adalah kompres menggunakan air hangat karena air hangat menggantikan panas tubuh lebih cepat dan lebih stabil. Kompres dilakukan di ketiak, leher dan lipatan paha anak. 7. Jangan mengompres anak menggunakan alkohol karena alkohol dapat mengakibatkan iritasi ada kulit anak. 8. Memberi obat penurun panas. 9. Obat penurun panas untuk anak dijual secara bebas dengan berbagai merk. Golongan obat penurun panas yang paling baik dan paling disarankan adalah golongan acetaminophen yaitu yang peling sering digunakan adalah Paracetamol. Perlu diperhatikan, bahwa dosis paracetamol yang diberikan harus sesuai dengan berat badan anak bukan usia anak. Apabila orang tua ragu-ragu dalam pemberian dosis, harap segera menghubungi fasilitas kesehatan/ dokter keluarga. Kapan anak demam harus diperiksakan ke pelayanan kesehatan tingkat 1 (puskesmas/ klinik) ? Sebaiknya segera bawa anak Anda ke fasilitas kesehatan tingkat pertama jika demam disertai gejala di bawah ini: 1. Mengalami diare 2-3 hari yang makin memburuk. 2. Mengalami muntah-muntah yang berlangsung lebih dari sehari. 3. Terlihat mengalami dehidrasi (hal ini dapat dilihat dari frekuensi dan jumlah urin yang berkurang). 4. Memiliki gejala spesifik lain diantaranya sariawan dan nyeri telinga. 5. Mengeluh nyeri saat buang air kecil. Kapan anak demam harus segera dibawa ke IGD? Segera bawa anak Anda ke IGD terdekat jika demam disertai salah satu gejala di bawah ini: 1. Tidak merespon, terlihat kesulitan bangun, atau terlihat mengantuk terus. 2. Mengalami kesulitan bernapas. 3. Mengalami kebiruan pada bibir, lidah maupun kuku. 4. Kaku pada leher. 5. Mengalami sakit kepala berat. 6. Mengalami sakit perut yang keras. 7. Mengalami bintik merah maupun ungu pada kulit. 8. Menolak minum apapun. 9. Tidak berhenti menangis. Referensi: Ward, M.A. 2017. Patient Education: Fever in Children (Beyond The Basics). Wolters Kluwers. Dapat diakses melalui link https://www.uptodate.com/contents/fever-in- children-beyond- the-basics?view=print |
Artikel KesehatanArtikel Kesehatan yang diupdate secara berkala sebaga sarana edukasi promosi kesehatan bagi masyarakat, Archives
December 2022
Kategori |
AKSES CEPAT |
Kolom pencarian
|
Butuh BANTUAN?
Hubungi Customer Service Kami
Copyright © 2017 - RS Bhakti Rahayu Denpasar
All Rights Reserved |