Ditulis oleh : Ni Putu Eka Ariani PengertianNyeri Osteoarthritis (OA) adalah nyeri yang diakibatkan oleh gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang dan sendi berupa disintegrasi dan pelunakan progresif tulang rawan sendi yang disebut osteofit dan fibrosis pada kapsul sendi. Kelainan ini timbul akibat mekanisme abnormal proses penuaan, trauma atau kelainan lain yang menyebabkan kerusakan tulang rawan sendi. Keadaan ini tidak berkaitan dengan faktor sistemik atau infeksi. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Lutut, panggul, tangan dan pergelangan kaki paling sering terkena (Muttaqin, 2008). Penyebab Osteoarthritis1. Usia Umumnya ditemukan pada usia lanjut (diatas 50 tahun). Karena pada lansia pembentukan kondrotin sulfat (substansi dasar tulang rawan) berkurang dan terjadi fibrosis tulang rawan 2. Jenis Kelamin Kelainan ini ditemukan pada pria dan wanita tetapi sering ditemukan lebih banyak pada wanita pascamenopause 3. Faktor Keturunan Faktor genetik juga berperan pada timbulnya osteoarthritis. Bila ibu menderita osteoarthritis sendi interfalang distal, anak perempuannya mempunyai kecendurangan terkena osteoarthritis 2-3 kali lebih sering 4. Obesitas Obesitas adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Selama berjalan, beban yang disangga sendi lutut adalah 3-6 kali berat badan. Kelebihan berat badan pada usia 36-37 tahun berisiko untuk berkembangnya osteoarthtritis pada usia-usia selanjutnya. 5. Diet Asupan nutrisi mempengaruhi perjalanan penyakit osteoarthtritis. Asupan makanan yang mengandung banyak mikronutrien, seperti vitamin E, vitamin C, dan buah-buahan yang mengandung karoten dapat mencegah timbulnya osteoarthtritis. Tanda dan Gejala Osteoarthritis 1. Kontraktur Kontraktur adalah kekakuan yang terjadi terutama pada pagi hari dan setelah latihan. 2. Nyeri Sendi Nyeri yang menghebat selama pergantian cuaca dari panas ke dingin. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang - kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibanding gerakan yang lain. 3. Deformitas Deformitas dalah kelainan bentuk pada area yang mengalami osteoarthritis. 4. Krepitasi Suara Gemeretak saat sendi digerakkan. Penatalaksanaan Nyeria. Terapi Farmakologis
b. Terapi Non Farmakologis 1)Kompres hangat rebusan jahe Efektifitas kompres hangat dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga proses inflamasi berkurang (Lemone & Burke, 2001). Terapi kompres hangat dilakukan pada stadium subakut dan kronis pada osteoarthritis untuk mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi dapat melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat (tendon ligament extenbility) (Junaidi, 2006). Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe (Zingiber officinale) berasal dari Asia, yang tersebar dari India sampai Cina. Karena itu, kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai yang pertama kali memanfaatkan jahe, terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat. Jahe telah dibudidayakan di negara-negara Australia, Sri Lanka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jepang, Meksiko, Nigeria, dan Pakistan. Jahe dari Jamaika mempunyai kualitas tertinggi. India merupakan negara produsen terbesar, yaitu lebih dari 50 persen dari total produksi jahe dunia.Pengertian jahe di Indonesia adalah batang yang tumbuh dalam tanah yang disebut rimpang. Berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, jahe dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu jahe putih besar disebut juga jahe badak, jahe putih kecil, dan jahe merah (jahe sunti). Rimpang jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan pada industri obat, minyak wangi dan jamu tradisional. Bisa juga diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Pemanfaatan jahe tidak sebatas hanya pada bumbu makanan atau obat tradisional tertentu, jahe adalah salah satu jenis rempah yang banyak diperdagangkan sebagai bahan industri obat-obatan, kosmetik, minuman, makanan ringan dan tentu saja menjadi salah satu kebutuhan dapur.Kandungan Gizi Jahe Per 100 Gram:Protein 8.6%, Karbohidrat 66.5%, Lemak 6.4%, Serat 5.9%, Abu 5.7%, Kalsium 0.1%, fosfor 0.15%, Zat besi 0.011%, Sodium 0.3%, potasium 1.4%, Vitamin A 175 IU, Vitamin B1 0.05 mg, Vitamin B2 0.13 mg, Vitamin C 12 mg, Niasin 1.9%. Menurut data dari Bagian Riset dan Pengembangan PT Sidomuncul, jahe mengandung satu sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi minyak yang terkandung bervariari tergantung kondisi geografi dimana jahe ditanam. Kandungan/ekstrak yang kaya menbuat jahe menjadi alternatif untuk peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, pencegah mual serta sebagai salah satu terapi komplementer untuk pereda nyeri saperti nyeri osteoarthritis. Penelitian di Jerman membuktikan bahwa pemberian jahe pada pasien rematik dan gangguan muskuloskleletal sangat bermanfaat dalam menghilangkan nyeri dan gejala yang berhubungan dengan rematik. Beberapa pengujian telah memberikan hasil yang baik dengan menghilangnya rasa nyeri, sakit serta peradangan/pembengkakan. Efektifitas kompres hangat dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah. Dengan meningkatnya aliran darah maka suplai O2 ke jaringan juga meningkat sehingga sel-sel mendapatkan nutrisi yang cukup. Tercukupinya kebutuhan nutrisi sel akan merangsang ujung saraf perifer mengirm stimulus ke otak untuk mengeluarkan hormone endorphin yang dapat menimbulkan efek analgesik dan relaksasi otot sehingga proses inflamasi berkurang (Lemone & Burke, 2001). Terapi kompres hangat dilakukan pada stadium subakut dan kronis pada osteoarthritis untuk mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi, melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat (tendon ligament extenbility) (Junaidi, 2006). Kandungan jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri osteoarthritis karena jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari oleoresin seperti zingeron, gingerol dan shogaol. Oleoresin memiliki potensi antiinflamasi dan antioksidan yang kuat. Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe berfungsi sebagai faktor peningkatyang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin menembus kulit tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer (Swarbrick dan Boylan, 2002). Komponen jahe mampu menekan inflamasi dan mampu mengatur proses biokimia yang mengaktifkan inflamasi akut dan kronis seperti osteoarthritis dengan menekan pro-inflamasi sitokinin dan cemokin yang diproduksi oleh sinoviosit, condrosite, leukosit dan jahe ditemukan secara efektif menghambat ekspresi cemokin (Phan, 2005). Penelitian tentang manfaat jahe dilakukan oleh Jolad, (2004) dalam Masyhurrosyidi, (2013) yang meneliti tentang kandungan rizoma jahe segar dan Wohlmuth, (2005)meneliti tentang kandungan zat aktif jahe dari oleoresin yang terdiri dari gingerol, songaol dan zingeberence yang merupakan homolog dari fenol melalui proses pemanasan. Degradasi panas dari gingerol menjadi gingerone, shogaol dan kandungan lain terbentuk dengan pemanasan rimpang kering dan segar pada suhu pelarut air 1000 C. Berdasarkan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian kompres hangat rebusan jahe dapat dijadikan salah satu terapi komplementer pereda nyeri karena Dalam jahe terkandung zat alami bernama oleoresin yang terdiri dari zingeron, gingerol dan shogaol. Zat alami jahe ini memiliki anti peradangan dan antioksidan yang tinggi sehingga mampu mengatur proses biokimia dalam tubuh untuk meredakan peradangan sendi. Selain itu zat ini memberi sifat pedas, hangat & aromatik pada jahe yang bila dikombinasikan dengan air hangat akan membuat pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek anti nyeri, relaksasi otot dan menambah kelenturan sendi sehingga proses peradangan berkurang yang kemudian dapat memberikan efek penurunan sensasi nyeri. Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Kompres Jahe Hangat Indikasi
Cara Pembuatan dan Pemberian Kompres Hangat Rebusan JaheAlat 1) Baskom 2) Washlapatau handuk kecil Bahan 1) 5 rimpang jahe ( ±100 gram) 2) 1 liter air Cara Pembuatan Kompres Hangat Rebusan Jahe 1) Cuci 5 rimpang jahe ( ±100 gram) dan iris tipis-tipis 2) Masukkan irisan jahe ke dalam 1 liter air 3) Rebus irisan jahe sampai air mendidih (1000 C) 4) Tuang rebusan jahe ke dalam baskom, tunggu hingga suhu rebusan jahe menjadi hangat tanpa campuran air dingin (400 C) 5) Rebusan jahe hangat siap digunakan Cara Pemberian Kompres Hangat Rebusan Jahe 1) Masukkan washlapatau handuk kecil ke dalam baskom rebusan jahe hangat 2) Peras washlapatau handuk kecil sampai lembab 3) Tempelkan pada area yang sakit hingga kehangatan washlapatau handuk kecil terasa berkurang 4) Ulangi langkah 1, 2 dan 3 hingga ±15 menit Catatan : 1. Rebusan jahe yang sudah dingin dapat digunakan dengan memanaskan kembali sampai suhu 40oC (pengulangan merebus hanya dalam waktu 1 hari). 2. Pemberian kompres jahe hangat dapat diberikan setiap hari saat gejala nyeri muncul tetapi saat sendi tidak mengalami pembengkakan Cara Pencegahan Osteoarthritis1. Mengkonsumsi makanan sehat Zat-zat gizi tertentu sangat penting untuk mengembangkan rangka yang kuat dan sehat untuk pertumbuhan yang baik dan menurunkan risiko terkena osteoarthtritis. 2. Menghindari perlukaan pada persendian Cedera sebelumnya merupakan penyebab umum timbulnya osteoarthritis. Dalam sendi dibebani oleh kesesuaian yang tidak tepat karena cedera, tulang rawan menipis dan terjadi osteoarthritis. 3. Menurunkan berat badan Obesitas merupakan faktor risiko terkuat yang dapat dimodifikasi. Selama berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut. Peningkatan berat badan akan melipat gandakan beban sendi lutut saat berjalan. 4. Latihan dan olahraga teratur Untuk kesehatan sendi yang optimal, dianjurkan untuk melakukan latihan selama 30 menit setidaknya 5 kali seminggu Daftar PustakaBandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogjakarta : Nuha Medika
Brashers, Valentina L. 2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan & Manajemen edisi 2. Jakarta : EGC Brunner & Suddarth. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Cakrawala. 2013. Puskesmas dan Pos Yandu Lansia Akan Diperbanyak. Jakarta : http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=1131. Diakses tanggal 8 November 2013. Conaghan, P.G., Dickson, J., dan Grant, R.L., (2008). Care And Management Of Osteoarthritis In Adults: Summary of NICE guidance. British Medical Journal. http://muse.jhu.edu/journals/journal_of_democracy/related/v01 9/19.2conaghan.html. Diakses tanggal 8 November 2013. Departemen Sosial RI. (2006). Pedoman Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia di Lingkungan Keluarga (Home Care). Jakarta : ECG. Junaidi. (2006). Rematik dan Asam Urat. PT: Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Jakarta. Lemone & Burke, (2001). Medical Surgical Nursing; Critical Thinking in Client Care, Third Edition, California : Addison Wesley Nursing. Masyhurrosyidi, Hadi. 2013. Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis Pada Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur. Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. (Online diakses tanggal 08 November 2013) http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/Majalah%20HADI%20MASYHURROSYIDI.pdf Maryam, Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika Mayasari, Linda. 2012. Hidup Ideal Seorang Lansia Menurut WHO. Yogjakarta www.health.detik.com(Online diakses tanggal 8 November 2013) Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC Phan, P.V., Sohrabi, A., Polotsky, A. (2005). Ginger Extract Components Suppress Induction Of Chemokine Expression In Human Synoviocytes. J. Altern. Complement. Med. 11, 149–154. Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik volume 2 edisi 4. Jakarta : EGC Price & Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses penyakit volume 2 edisi 6. Jakarta : EGC Rita. 2011. Penyakit Persendian Osteoarthritis : http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/2166781-penyakit-persendian-osteoarthritis/Diakses tanggal 8 November 2013. Smeltzer, Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah volume 1 edisi 8. Jakarta : EGC Stockslager, Jaime.L. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik edisi 2. Jakarta : EGC Sudoyo, Aru, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI Swarbrick, J., dan J.C. Boylan. (2002). Encyclopedia of Pharmaceutical Technology. Second Edition Volume 3. Marcel Dekker, Inc: New York. Hal: 2067. World Health Organization. WHO. (2010). A Tabulation Of Available Data On The Frequency and Mortality Of Rheumatology (Bone and Joint Decade). Geneva. World Health Organization. WHO. (2010). Western Pacific Region, International Association for the Study of Obesity, International Obesity Task Force. Redifining Obesity and Its Treatment [serial on the internet]. 2010 Aug 20 ; from:http://www.wpro.who.int/internet/resources.ashx/NUT/Rede fine+obsty. |
Artikel KesehatanArtikel Kesehatan yang diupdate secara berkala sebaga sarana edukasi promosi kesehatan bagi masyarakat, Archives
December 2022
Kategori |
AKSES CEPAT |
Kolom pencarian
|
Butuh BANTUAN?
Hubungi Customer Service Kami
Copyright © 2017 - RS Bhakti Rahayu Denpasar
All Rights Reserved |