RSU Bhakti Rahayu ​Denpasar
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Galeri Kegiatan
    • Kalender Kegiatan
  • Layanan
    • Pelayanan Spesialis >
      • Jadwal Dokter Spesialis
    • Pelayanan Gawat Darurat
    • Pelayanan Kamar Operasi
    • Persalinan dan Perawatan Bayi
    • Pelayanan Intensif
    • Rawat Inap
    • Lab/Radiologi/MCU
    • Apotek / Farmasi
    • Asuransi
  • Berita
    • Artikel Kesehatan
    • Jurnal Kedokteran
  • Info
  • Hubungi Kami
    • Lowongan Kerja

Artikel Kesehatan

Waspada HIV / AIDS - Pengenalan dan Pencegahan

4/8/2017

Comments

 
Disusun oleh:
Putu Utami Karuniawati, Amd. Keb
Case Manager RSU Bhakti Rahayu Denpasar
Picture

Apakah HIV/AIDS itu?

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari berbagai penyakit. Sedangkan, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV.
Picture
Infeksi HIV tidak segera menghabiskan/menghancurkan sistem kekebalan tubuh tetapi akan terus bereplikasi dan menginfeksi. Ini bisa bertahun-tahun lamanya sampai akhir sistem kekebalan tubuh hancur dan tubuh tidak dapat melawan infeksi-infeksi lain yang menyerang tubuh. Pada saat kekebalan tubuh melemah dan tidak sanggup lagi melawan infeksi yang menyerang tubuh dan infeksi- infeksi tersebut berkumpul maka disebut AIDS.
Sesudah virus HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan terinfeksi dan virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel T CD4 dan makrofag). HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi untuk HIV. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia karena HIV menyerang sel darah putih. Sel darah putih adalah seperti tentara yaitu melawan infeksi. Namun, setelah HIV memasuki sel darah putih untuk perkembangbiakannya, HIV merusak sel tersebut, akhirnya membunuhnya. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh semakin menurun, yang menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap segala serangan penyakit AIDS.
Tubuh kita mempunyai sel darah putih yang melindunginya dari serangan berbagai penyakit seperti diare atau batuk. Tetapi virus HIV menyerang dan membunuh sel darah putih sehingga tubuh kita tidak bisa melawan penyakit yang masuk.
Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang tergolong ke dalam keluarga retrovirus sub kelompok lentivirus, seperti virus Visna pada biri-biri, sapi, dan feline serta Simian Immunodeficiency Virus (SIV). Lentivirus mampu menyebabkan efek sitopatik yang singkat dan infeksi laten dalam jangka panjang, juga menyebabkan penyakit progresif dan fatal termasuk wasting syndrom dan degenerasi susunan saraf pusat.
Picture

Bagaimanakah perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS?

Masa inkubasi pada orang dewasa berkisar 3 - 6 bulan sampai terbentuknya antibodi anti HIV. Manifestasi klinis infeksi HIV dapat singkat maupun bertahun-tahun kemudian. Khusus pada bayi di bawah umur 1 tahun, diketahui bahwa viremia sudah dapat dideteksi pada bulan-bulan awal kehidupan dan tetap terdeteksi hingga usia 1 tahun. Manifestasi klinis infeksi oportunistik sudah dapat dilihat ketika usia 2 bulan.
Picture
Tahapan Infeksi HIV sampai ke AIDS:
1. Masa Infeksi: Biasanya 3-6 bulan, tapi bisa lebih, orang bisa menularkan tetapi hasil tes negatif dalam masa jendela ini.
2. Masa Laten: Bisa berkisar antara 4 bulan sampai lebih dari 10 tahun
3. Masa AIDS: Gangguan saraf karena HIV seperti pikun, mati rasa, terdapat Infeksi
Oportunistik (IO). Orang yang terinfeksi HIV tetap dapat terlihat sehat tanpa gejala dan tanda untuk jangka waktu cukup panjang bahkan sampai 10 tahun atau lebih. AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin karena masih adanya diskriminasi oleh masyarakat. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan masyarakat dan generasi penerus bangsa.
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV. Sistem ini diperbarui pada bulan September 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang mudah ditangani pada orang sehat.
Picture
Stadium I : Infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
Stadium II : Termasuk manisfestasi membrane mukosa kecil dan radang saluran  pernapasan atas yang berulang
Stadium III : Termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberculosis
Stadium IV : Termasuk toksoplasmosis otak, kandidisiasis esophagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarcoma Kaposi. Semua penyakit ini adalah indicator
AIDS.
Picture

Bagaimanakah tanda / gejala orang yang terkena HIV/AIDS?

​Karena gejala awalnya tidak ada, orang-orang yang berisiko tersebut kadang tidak tahu tubuhnya sudah dimasuki virus HIV.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain: 
  • Demam
Salah satu tanda-tanda pertama sindrome retroviral akut adalah demam ringan, sampai sekitar 39°C (102°F). Demam sering disertai dengan gejala ringan lainya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening dan sakit tenggorokan.
  •  Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutan
dari HIV.
  • Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening
Sindrom retroviral akut sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh dan cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal paha, leher, ketiak, dll.
  • Sakit tenggorokan dan sakit kepala 
Seperti gejala penyakit lain, sakit tenggorokan, dan sakit kepala sering dapat merupakan sindrom retroviral akut.
  • Ruam kulit 
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS.
  • Mual, muntah dan diare 
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala jangka pendek seperti mual, muntah, atau diare pada tahap awal HIV, gejala tersebut juga dapat muncul sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.
  • Penurunan berat badan 
Jika penderita HIV sudah kehilangan berat badan, biasanya sistem kekebalan tubuhnya sedang menurun
  • Batuk kering 
Batuk kering dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan terus semakin parah.
  • Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. Pneumonia merupakan salah infeksi oportunistik dari banyak infeksi oportunistik yang mengganggu sistem kekebalan tubuh. TBC merupakan penyakit infeksi paru yang paling umum menyertai infeksi HIV/AIDS.
  • Keringat malam 
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV, keringat malam terjadi bahkan saat tidak sedang melakukan aktivitas fisik apapun.
  • Perubahan pada kuku
Tanda lain dari infeksi HIV akhir adalah perubahan kuku, seperti membelah, penebalan dan kuku yang melengkung, atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis vertikal maupun horizontal). Seringkali hal tersebut disebabkan infeksi jamur, seperti kandida. 
  • Infeksi Jamur 
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh Candida, yang merupakan suatu jenis jamur. Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita.
  • Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi 
Masalah kognitif dapat menjadi tanda demensia terkait HIV, yang biasanya terjadi lambat dalam perjalanan penyakit. Selain kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi, demensia terkait AIDS mungkin juga melibatkan masalah memori dan masalah perilaku seperti marah atau mudah tersinggung. Bahkan mungkin termasuk perubahan motorik seperti, menjadi ceroboh, kurangnya koordinasi, dan masalah dengan tugas yang membutuhkan keterampilan motorik halus seperti menulis dengan tangan. 
  • Herpes mulut dan herpes kelamin 
Cold sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapat menjadi tanda dari sindrome retroviral akut dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV. Herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang-orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh. 
  • Kesemutan dan kelemahan
Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal
ini disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol.
  • Ketidakteraturan menstruasi  
Infeksi HIV tahap lanjut tampaknya dapat meningkatkan risiko mengalami ketidakteraturan menstruasi, seperti periode yang lebih sedikit dan lebih jarang. Perubahan tersebut mungkin lebih berkaitan dengan penurunan berat badan dan kesehatan yang buruk dari wanita dengan tahap akhir infeksi HIV. Infeksi HIV juga telah dikaitkan dengan usia menopause yang lebih dini, yaitu sekitar 47-48 tahun bagi perempuan yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan perempuan yang tidak terinfeksi sekitar usia 49-51 tahun.
Picture

Bagaimanakah penularan HIV?

1. Kontak seksual atau hubungan seksual dengan penetrasi atau sanggama.
Penularan melalui hubungan seksual adalah cara yang paling dominan dari semua cara penularan. Penetrasi atau sanggama berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal, dan oral seksual antara dua individu. Risiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang terinfeksi HIV. Kontak seksual langsung (mulut ke penis atau mulut ke vagina) masuk dalam kategori risiko rendah tertular HIV.
2. Pajanan oleh darah terinfeksi, produk darah atau transplantasi organ, jaringan serta penggunaan jarum suntik bergantian.
Penularan dari darah dapat terjadi jika darah donor tidak dilakukan uji saring untuk antibody HIV. Pajanan HIV pada organ dapat terjadi dalam proses transplantasi jaringan/organ di pelayanan kesehatan.
3. Penularan dari ibu ke anak
Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan, dan sesudah lahir.
Picture
Picture

Bagaimana cara mencegah penularan HIV?

1. Hindari hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan, tidak berhubungan seksual dengan orang lain.
2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual.
3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya.
4. Kelompok resiko tinggi tidak dianjurkan untuk donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya (akupuntur, tato, tindik) harus dijamin sterilisasinya.
Picture
Picture
REFERENSI

1. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Situasi HIV dan AIDS di Indonesia. Jakarta; 2009.
2. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Info HIV dan AIDS. Jakarta; 2010.
3. Panduan Dasar Konselor, Kementerian kesehatan tahun 2010
4. WHO. HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/topics/hiv_ aids /en/.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1507/Menkes/SK/X/2005 tentang pedoman pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS secara sukarela (Voluntary Counselling and Testing). Jakarta: Menkes RI
6. Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya. . Jakarta: Erlangga Medical Series
Comments

    Artikel Kesehatan

    Artikel Kesehatan yang diupdate secara berkala sebaga sarana edukasi promosi kesehatan bagi masyarakat,

    Archives

    December 2022
    March 2020
    January 2020
    December 2019
    January 2019
    November 2018
    August 2018
    June 2018
    May 2018
    April 2018
    March 2018
    February 2018
    September 2017
    August 2017
    July 2017
    June 2017
    May 2017
    April 2017

    Kategori

    All

AKSES CEPAT

Tentang Kami
Layanan
Jadwal dokter
Rawat Inap
Berita dan Artikel

Hubungi Kami
Internal

Kolom pencarian

Masukan kata kunci Anda pada kolom pencarian dibawah ini.

Butuh BANTUAN?

Hubungi Customer Service Kami
TELEPON
StarCo © COPYRIGHT 2017. ALL RIGHTS RESERVED.
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Galeri Kegiatan
    • Kalender Kegiatan
  • Layanan
    • Pelayanan Spesialis >
      • Jadwal Dokter Spesialis
    • Pelayanan Gawat Darurat
    • Pelayanan Kamar Operasi
    • Persalinan dan Perawatan Bayi
    • Pelayanan Intensif
    • Rawat Inap
    • Lab/Radiologi/MCU
    • Apotek / Farmasi
    • Asuransi
  • Berita
    • Artikel Kesehatan
    • Jurnal Kedokteran
  • Info
  • Hubungi Kami
    • Lowongan Kerja