Disusun oleh: Putu Utami Karuniawati, Amd. Keb Case Manager RSU Bhakti Rahayu Denpasar Apakah HIV/AIDS itu?Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang dan menghancurkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh tidak mampu melindungi diri dari berbagai penyakit. Sedangkan, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Infeksi HIV tidak segera menghabiskan/menghancurkan sistem kekebalan tubuh tetapi akan terus bereplikasi dan menginfeksi. Ini bisa bertahun-tahun lamanya sampai akhir sistem kekebalan tubuh hancur dan tubuh tidak dapat melawan infeksi-infeksi lain yang menyerang tubuh. Pada saat kekebalan tubuh melemah dan tidak sanggup lagi melawan infeksi yang menyerang tubuh dan infeksi- infeksi tersebut berkumpul maka disebut AIDS. Sesudah virus HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan terinfeksi dan virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel T CD4 dan makrofag). HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi untuk HIV. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia karena HIV menyerang sel darah putih. Sel darah putih adalah seperti tentara yaitu melawan infeksi. Namun, setelah HIV memasuki sel darah putih untuk perkembangbiakannya, HIV merusak sel tersebut, akhirnya membunuhnya. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh semakin menurun, yang menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap segala serangan penyakit AIDS. Tubuh kita mempunyai sel darah putih yang melindunginya dari serangan berbagai penyakit seperti diare atau batuk. Tetapi virus HIV menyerang dan membunuh sel darah putih sehingga tubuh kita tidak bisa melawan penyakit yang masuk. Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang tergolong ke dalam keluarga retrovirus sub kelompok lentivirus, seperti virus Visna pada biri-biri, sapi, dan feline serta Simian Immunodeficiency Virus (SIV). Lentivirus mampu menyebabkan efek sitopatik yang singkat dan infeksi laten dalam jangka panjang, juga menyebabkan penyakit progresif dan fatal termasuk wasting syndrom dan degenerasi susunan saraf pusat. Bagaimanakah perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS?Masa inkubasi pada orang dewasa berkisar 3 - 6 bulan sampai terbentuknya antibodi anti HIV. Manifestasi klinis infeksi HIV dapat singkat maupun bertahun-tahun kemudian. Khusus pada bayi di bawah umur 1 tahun, diketahui bahwa viremia sudah dapat dideteksi pada bulan-bulan awal kehidupan dan tetap terdeteksi hingga usia 1 tahun. Manifestasi klinis infeksi oportunistik sudah dapat dilihat ketika usia 2 bulan. Tahapan Infeksi HIV sampai ke AIDS: 1. Masa Infeksi: Biasanya 3-6 bulan, tapi bisa lebih, orang bisa menularkan tetapi hasil tes negatif dalam masa jendela ini. 2. Masa Laten: Bisa berkisar antara 4 bulan sampai lebih dari 10 tahun 3. Masa AIDS: Gangguan saraf karena HIV seperti pikun, mati rasa, terdapat Infeksi Oportunistik (IO). Orang yang terinfeksi HIV tetap dapat terlihat sehat tanpa gejala dan tanda untuk jangka waktu cukup panjang bahkan sampai 10 tahun atau lebih. AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin karena masih adanya diskriminasi oleh masyarakat. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan masyarakat dan generasi penerus bangsa. Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV. Sistem ini diperbarui pada bulan September 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang mudah ditangani pada orang sehat. Stadium I : Infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS Stadium II : Termasuk manisfestasi membrane mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang berulang Stadium III : Termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberculosis Stadium IV : Termasuk toksoplasmosis otak, kandidisiasis esophagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarcoma Kaposi. Semua penyakit ini adalah indicator AIDS. Bagaimanakah tanda / gejala orang yang terkena HIV/AIDS?Karena gejala awalnya tidak ada, orang-orang yang berisiko tersebut kadang tidak tahu tubuhnya sudah dimasuki virus HIV. Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain:
dari HIV.
ini disebut neuropati perifer, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol.
Bagaimanakah penularan HIV?1. Kontak seksual atau hubungan seksual dengan penetrasi atau sanggama. Penularan melalui hubungan seksual adalah cara yang paling dominan dari semua cara penularan. Penetrasi atau sanggama berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, anal, dan oral seksual antara dua individu. Risiko tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari individu yang terinfeksi HIV. Kontak seksual langsung (mulut ke penis atau mulut ke vagina) masuk dalam kategori risiko rendah tertular HIV. 2. Pajanan oleh darah terinfeksi, produk darah atau transplantasi organ, jaringan serta penggunaan jarum suntik bergantian. Penularan dari darah dapat terjadi jika darah donor tidak dilakukan uji saring untuk antibody HIV. Pajanan HIV pada organ dapat terjadi dalam proses transplantasi jaringan/organ di pelayanan kesehatan. 3. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan, dan sesudah lahir. Bagaimana cara mencegah penularan HIV?1. Hindari hubungan seksual diluar nikah. Usahakan hanya berhubungan dengan satu orang pasangan, tidak berhubungan seksual dengan orang lain. 2. Pergunakan kondom bagi resiko tinggi apabila melakukan hubungan seksual. 3. Ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata mengandung virus, hendaknya jangan hamil karena akan memindahkan virus AIDS pada janinnya. 4. Kelompok resiko tinggi tidak dianjurkan untuk donor darah. 5. Penggunaan jarum suntik dan alat lainnya (akupuntur, tato, tindik) harus dijamin sterilisasinya. REFERENSI
1. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Situasi HIV dan AIDS di Indonesia. Jakarta; 2009. 2. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Info HIV dan AIDS. Jakarta; 2010. 3. Panduan Dasar Konselor, Kementerian kesehatan tahun 2010 4. WHO. HIV/AIDS. Available from : http://www.who.int/topics/hiv_ aids /en/. 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2005. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1507/Menkes/SK/X/2005 tentang pedoman pelayanan konseling dan testing HIV/AIDS secara sukarela (Voluntary Counselling and Testing). Jakarta: Menkes RI 6. Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan, pencegahan, dan pemberantasannya. . Jakarta: Erlangga Medical Series |
Artikel KesehatanArtikel Kesehatan yang diupdate secara berkala sebaga sarana edukasi promosi kesehatan bagi masyarakat, Archives
December 2022
Kategori |
AKSES CEPAT |
Kolom pencarian
|
Butuh BANTUAN?
Hubungi Customer Service Kami
StarCo © COPYRIGHT 2017. ALL RIGHTS RESERVED.
|